ORANG BIJAK HARUS OPTIMIS


Rabu, 07 Maret 2012

PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAGI DUNIA PENDIDIKAN


(sebuah pemikiran tentang Buku Induk Siswa)

Oleh: Haryanto

Dalam era globalisasi sekarang ini begitu mudahnya dan cepatnya suatu berita yang terjadi di seberang pulau yang jauh bisa didengar dan dilihat melalui tayangan Televisi, baik berita hiburan maupun  kasus menonjol di bidang  kriminal  seperti pembunuhan terorisme dan pembunuhan. Sering reporter mencari berita tentang masa-masa sekolah tokoh-tokoh tersebut. Alhasil, pihak sekolah kadang kesulitan membuka tabir murid mereka dengan membuka buku induk.
Di dunia pendidikan sekarang ini sudah dibangun system informasi  tentang data siswa secara nasional dengan diterbitkan Nomor Induk Siswa Nasional sehingga  di suatu sekolah dapat diketahui berapa jumlah siswanya. Sayangnya, informasi itu hanya sebatas di situ. Ketika siswa telah lulus maka tidak ter up date lagi. Hanya siswa yang melanjutkan ke sekolah  yang lebih atas dapat terdeteksi karena menggunakan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)  sementara yang  putus sekolah tidak bisa terdeteksi.
Oleh karena itu, system manajemen perlu dibangun. Selama ini pemerintah hanya meminta daftar nominasi peserta Ujian Nasional. Sementara data lengkap hanya di pihak sekolah  yang disebut buku induk. Buku Induk yang memuat data siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 di jenjang SD dan kelas 7 sampai kelas 9 di tingkat SLTP, serta kelas 10 sampai kelas kelas 12 untuk tingkat SMA/SMK hanya ditulis manual. Data-data tersebut berisi biodata tentang siswa; tahun berapa masuk ke sekolah; dan nilai-nilai. Lengkap juga dengan catatan jika anak itu drop out.
Buku induk tersebut hanya dokumen mati yang akan berguna jika suatu saat dibuka karena suatu masalah. Pengguna harus datang ke sekolah dan bertanya angkatan ke berapa?. Tapi bagaimana jadinya jika seorang siswa sudah lulus puluhan tahun dan dengan  tenaga administrasi yang telah  mengalami pergantian ? lalu buku itupun tidak lagi sempurna atau utuh karena suatu sebab? Padahal misalnya pihak kepolisian akan kros cek tentang pelaku terorisme. Tentu saja akan kesulitan dan banyak kendala.
Sudah saatnya pihak sekolah membangun sistem informasi pada buku induk yang dapat diakses semua pihak, baik alumni, siswa sendiri, orang tua, tentang siswa yang berada di sekolah. Dengan kemajuan teknologi, data-data siswa di buku induk yang ditulis tangan dapat berdampingan dengan menggunakan system informasi manajemen.Hal ini untuk membantu mendapatkan data secara cepat dan akurat.  Data siswa yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM memiliki kemampuan untuk membantu mengambil keputusan dan juga menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi kependidikan tanpa harus berganti buku dan dipandang lebih praktis. Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik disertai dengan dukungan sistem komputer akan sangat membantu pengelolaan data buku induk siswa.
Disamping itu kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data tersebut karena informasi dunia pendidikan memiliki karakteristik data yang sangat beragam, seperti dalam satu semester kadang ada anak yang masuk/pindah dari sekolah lain di kelas 8 SMP (misalnya) praktis nilai untuk kelas 7 tidak ada karena berada di sekolah lain dan sekolah lain yang mempertanggungjawabkan. Di samping itu jumlah kelas dan mata pelajaran kadang berubah. Maka data-data itu menjadi dinamis dan  kompleks dalam pemilahannya serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya.
Secara umum teknologi informasi akan sangat bermanfaat dalam penyajian informasi yang cepat, mudah dan akurat yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah, alumni, orang tua dan sekolah sendiri. Salah satu dari sekian banyak teknologi informasi yang bermanfaat dan dapat diakses dengan mudah dari manapun adalah internet. Internet menghubungkan sejumlah komputer menjadi suatu jaringan komputer. Hubungan antara komputer ini dapat melalui jaringan telepon biasa, atau jaringan digital khusus, sehingga dengan keberadaan jaringan telepon yang dapat menghubungkan lokasi-lokasi yang berbeda seberapapun jauhnya, maka dengan komputer yang tersambung ke jaringan komputer kita dapat mengakses data dari lokasi yang berjauhan. Dengan keberadaan internet, pengguna dapat meminta informasi pariwisata untuk suatu daerah dengan hanya mengetikkan nama lokasi alamat internet.
Keuntungan penggunaan internet adalah ketersediaan selama 24 jam, tidak mengenal lelah serta adanya jaminan privasi. Pencarian informasi yang sangat cepat dan mudah dapat dilakukan dengan fasilitas search engine, serta adanya direktori internet secara online. Dengan sekian banyak fasilitas, tentunya informasi khususnya tentang siswa  akan dapat diakses dan disebarluaskan dengan sangat cepat dibandingkan dengan mencari buku induk. Misalnya seorang alumni membutuhkan data teman-temanya dua angkatan untuk mengadakan reuni. Tentunya dengan cara mengetik nama sekolah, angkatan lulus atau angkatan masuk akan diperoleh data nama-nama siswa. Sekalipun pengaksesan data dilakukan di luar negeri.
Dari pihak pemerintah pun dapat mengetahui secara cepat dan tepat jumlah anak yang sekolah dan drop out karena  dengan teknologi internet jelas data siswa tiap bulan akan dapat dipantau. Di samping itu pemerintah dapat melakukan pemetaan penyebaran jumlah anak yang sekolah. Atau istilahnya pemerintah dapat mengetahui sekolah gemuk atau sekolah kurus  sehingga bantuan tidak salah masuk dan tidak ada lagi sekolah yang bangunanya sampai ambruk.
Sistem informasi ini juga dapat dikembangkan dengan akses perkembangan nilai anak. Orang tua dari rumah dapat mengakses situs sekolah  tentang hasil belajarnya putranya. Jika ada penurunan nilai, maka orang tua dapat mengambil langkah-langkah  pembelajaran anak. Secara komulatif  dapat memprediksi nilai raport anak. Jika perlu dan ada persetujuan nilai raport tidak perlu dicetak tetapi cukup ditayangkan melalui internet. Langkah ini tentu  tidak mempertimbangkan atau mengesampingkan nilai akhlak dan kepribadian  sebagai ciri karakter yang ingin dibangun dalam dunia pendidikan. Namun setidaknya dalam batasan nilai siswa ditayangkan melalui internet akan meberi motivasi bagi siswa dan orang tua.
Ide-ide di atas membutuhkan pemikiran karena selama ini tidak semua orang tua siswa  paham internet. Tapi paling tidak putranya yang di sekolah sudah diajari internet dapat mengakses nilainya setiap saat dan dilaporkan ke orang tua dengan kejujuran. Dan pihak sekolah dalam hal ini,  tidaklah terlalu sulit karena hampir sekolah sekarang di tingkat SMP, SLTA sudah mempunyai situs internt tentang sekolahnya. ***
.
iC � t i ps s or pariwisata yang telah memanfaatkan internet untuk melayani pelanggannya masih sangat sedikit. Apalagi obyek-obyek yang belum berskala  internasional. Paling-paling kontak hanya melaui person itupun melaui jasa operator.
Oleh karena itu,  tampilan kepariwisataan yang sudah tersedia saat ini, tidak banyak bermanfaat bagi wisatawan, karena yang ditampilkan bukanlah yang dibutuhkan, terlalu umum atau bahkan tidak akurat karena ditampilkan ketika wisatawan sudah berada di tempat. Misalnya jika kita ke obyek candi atau kebun binatang, data kepariwisataan ditulis dalam sebuah baliho atau papan pengumumannya. Bahkan yang paling menyedihkan seperti pernah dilansir TV swasta nasional, obyek wisata bledug Kuwu di Purwodadi , Grobogan Jawa Tengah papan namanya tidak utuh lagi dan pagar pembatas sudah miring.
Sebenarnya data yang dibutuhkan wisatawan adalah profil obyek yang akan dikunjungi. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi seorang ahli Teknologi Informasi dalam menyiapkan struktur basis data pariwisata yang akan dibangun supaya pemanfaatannya optimal. Secara garis besar struktur basis datanya harus sangat fleksibel untuk mengakomodasi sifat dinamis dari data pariwisata. Disamping itu pemerintah sebagai pengambil kebijaksanaan dan dunia perhotelan sebagai sarana penunjang  harus mendukung langkah ini demi kesernergisan  untuk menunjang pariwisata. Apapun gencarnya pemerintah dengan semboyan  “visit to Jateng” misalnya’ tanpa data akurat tentang dunia pariwisata dan penunjang hanyalah isapan jempol. 
Untuk mewujudkan sistem informasi pariwisata berbasis internet memang tidak begitu mudah seperti yang serba instant. Data-data yang dibangun perlu kelanjutan dan sumber daya manusia yang tidak gagap teknologi. Perangkat keras dan perangkat lunak harus tersedia dan membutuhkan biaya. Biaya ini bukan hanya dari segi pembelian perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga biaya penyiapan informasi pariwisata yang tepat dan relevan. Setelah penyiapan dilakukan, juga diperlukan biaya untuk pemeliharaan, mengingat data pariwisata sangat dinamis sehingga membutuhkan penanganan yang seksama. Kebutuhan perangkat lunak lebih mudah diperoleh asalkan biayanya tersedia.
Kebutuhan untuk menyiapkan data pariwisata seperti di atas yang harus dapat disimpan secara baik bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disebabkan masih sulitnya mencari data pariwisata yang akurat serta langkanya ahli pariwisata. Kita tidak dapat mengisi suatu informasi pariwisata dengan data pariwisata yang seadanya atau asal-asalan. Selain itu untuk dapat melakukan interaksi dengan internet tentunya diperlukan sarana perangkat keras yang memadai dan jaringan komputernya.
Kendala lain adalah sosial budaya terutama bagi bangsa Indonesia yang kadang mainsetnya tidak mau berubah. Mereka tidak mau bersusah payah mencari informasi tentang kepariwisataan. Mereka umumnya datang berombongan sehingga ikut saja dengan paket yang ditawarkan. Atau di sisi lain karena sebagian besar masyarakat di Indonesia masih belum bisa menggunakan menggunakan internet. Dunia internet masih dipandang untuk golongan terpelajar atau kawula muda atau orang kantoran. Padahal dunia internet akan diperoleh bermacam informasi tentang keinginan kita @
===============================================================

0 komentar:

Posting Komentar

PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAGI DUNIA PENDIDIKAN

Bookmark and Share

(sebuah pemikiran tentang Buku Induk Siswa)

Oleh: Haryanto

Dalam era globalisasi sekarang ini begitu mudahnya dan cepatnya suatu berita yang terjadi di seberang pulau yang jauh bisa didengar dan dilihat melalui tayangan Televisi, baik berita hiburan maupun  kasus menonjol di bidang  kriminal  seperti pembunuhan terorisme dan pembunuhan. Sering reporter mencari berita tentang masa-masa sekolah tokoh-tokoh tersebut. Alhasil, pihak sekolah kadang kesulitan membuka tabir murid mereka dengan membuka buku induk.
Di dunia pendidikan sekarang ini sudah dibangun system informasi  tentang data siswa secara nasional dengan diterbitkan Nomor Induk Siswa Nasional sehingga  di suatu sekolah dapat diketahui berapa jumlah siswanya. Sayangnya, informasi itu hanya sebatas di situ. Ketika siswa telah lulus maka tidak ter up date lagi. Hanya siswa yang melanjutkan ke sekolah  yang lebih atas dapat terdeteksi karena menggunakan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)  sementara yang  putus sekolah tidak bisa terdeteksi.
Oleh karena itu, system manajemen perlu dibangun. Selama ini pemerintah hanya meminta daftar nominasi peserta Ujian Nasional. Sementara data lengkap hanya di pihak sekolah  yang disebut buku induk. Buku Induk yang memuat data siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 di jenjang SD dan kelas 7 sampai kelas 9 di tingkat SLTP, serta kelas 10 sampai kelas kelas 12 untuk tingkat SMA/SMK hanya ditulis manual. Data-data tersebut berisi biodata tentang siswa; tahun berapa masuk ke sekolah; dan nilai-nilai. Lengkap juga dengan catatan jika anak itu drop out.
Buku induk tersebut hanya dokumen mati yang akan berguna jika suatu saat dibuka karena suatu masalah. Pengguna harus datang ke sekolah dan bertanya angkatan ke berapa?. Tapi bagaimana jadinya jika seorang siswa sudah lulus puluhan tahun dan dengan  tenaga administrasi yang telah  mengalami pergantian ? lalu buku itupun tidak lagi sempurna atau utuh karena suatu sebab? Padahal misalnya pihak kepolisian akan kros cek tentang pelaku terorisme. Tentu saja akan kesulitan dan banyak kendala.
Sudah saatnya pihak sekolah membangun sistem informasi pada buku induk yang dapat diakses semua pihak, baik alumni, siswa sendiri, orang tua, tentang siswa yang berada di sekolah. Dengan kemajuan teknologi, data-data siswa di buku induk yang ditulis tangan dapat berdampingan dengan menggunakan system informasi manajemen.Hal ini untuk membantu mendapatkan data secara cepat dan akurat.  Data siswa yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM memiliki kemampuan untuk membantu mengambil keputusan dan juga menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi kependidikan tanpa harus berganti buku dan dipandang lebih praktis. Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik disertai dengan dukungan sistem komputer akan sangat membantu pengelolaan data buku induk siswa.
Disamping itu kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data tersebut karena informasi dunia pendidikan memiliki karakteristik data yang sangat beragam, seperti dalam satu semester kadang ada anak yang masuk/pindah dari sekolah lain di kelas 8 SMP (misalnya) praktis nilai untuk kelas 7 tidak ada karena berada di sekolah lain dan sekolah lain yang mempertanggungjawabkan. Di samping itu jumlah kelas dan mata pelajaran kadang berubah. Maka data-data itu menjadi dinamis dan  kompleks dalam pemilahannya serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya.
Secara umum teknologi informasi akan sangat bermanfaat dalam penyajian informasi yang cepat, mudah dan akurat yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah, alumni, orang tua dan sekolah sendiri. Salah satu dari sekian banyak teknologi informasi yang bermanfaat dan dapat diakses dengan mudah dari manapun adalah internet. Internet menghubungkan sejumlah komputer menjadi suatu jaringan komputer. Hubungan antara komputer ini dapat melalui jaringan telepon biasa, atau jaringan digital khusus, sehingga dengan keberadaan jaringan telepon yang dapat menghubungkan lokasi-lokasi yang berbeda seberapapun jauhnya, maka dengan komputer yang tersambung ke jaringan komputer kita dapat mengakses data dari lokasi yang berjauhan. Dengan keberadaan internet, pengguna dapat meminta informasi pariwisata untuk suatu daerah dengan hanya mengetikkan nama lokasi alamat internet.
Keuntungan penggunaan internet adalah ketersediaan selama 24 jam, tidak mengenal lelah serta adanya jaminan privasi. Pencarian informasi yang sangat cepat dan mudah dapat dilakukan dengan fasilitas search engine, serta adanya direktori internet secara online. Dengan sekian banyak fasilitas, tentunya informasi khususnya tentang siswa  akan dapat diakses dan disebarluaskan dengan sangat cepat dibandingkan dengan mencari buku induk. Misalnya seorang alumni membutuhkan data teman-temanya dua angkatan untuk mengadakan reuni. Tentunya dengan cara mengetik nama sekolah, angkatan lulus atau angkatan masuk akan diperoleh data nama-nama siswa. Sekalipun pengaksesan data dilakukan di luar negeri.
Dari pihak pemerintah pun dapat mengetahui secara cepat dan tepat jumlah anak yang sekolah dan drop out karena  dengan teknologi internet jelas data siswa tiap bulan akan dapat dipantau. Di samping itu pemerintah dapat melakukan pemetaan penyebaran jumlah anak yang sekolah. Atau istilahnya pemerintah dapat mengetahui sekolah gemuk atau sekolah kurus  sehingga bantuan tidak salah masuk dan tidak ada lagi sekolah yang bangunanya sampai ambruk.
Sistem informasi ini juga dapat dikembangkan dengan akses perkembangan nilai anak. Orang tua dari rumah dapat mengakses situs sekolah  tentang hasil belajarnya putranya. Jika ada penurunan nilai, maka orang tua dapat mengambil langkah-langkah  pembelajaran anak. Secara komulatif  dapat memprediksi nilai raport anak. Jika perlu dan ada persetujuan nilai raport tidak perlu dicetak tetapi cukup ditayangkan melalui internet. Langkah ini tentu  tidak mempertimbangkan atau mengesampingkan nilai akhlak dan kepribadian  sebagai ciri karakter yang ingin dibangun dalam dunia pendidikan. Namun setidaknya dalam batasan nilai siswa ditayangkan melalui internet akan meberi motivasi bagi siswa dan orang tua.
Ide-ide di atas membutuhkan pemikiran karena selama ini tidak semua orang tua siswa  paham internet. Tapi paling tidak putranya yang di sekolah sudah diajari internet dapat mengakses nilainya setiap saat dan dilaporkan ke orang tua dengan kejujuran. Dan pihak sekolah dalam hal ini,  tidaklah terlalu sulit karena hampir sekolah sekarang di tingkat SMP, SLTA sudah mempunyai situs internt tentang sekolahnya. ***
.
iC � t i ps s or pariwisata yang telah memanfaatkan internet untuk melayani pelanggannya masih sangat sedikit. Apalagi obyek-obyek yang belum berskala  internasional. Paling-paling kontak hanya melaui person itupun melaui jasa operator.
Oleh karena itu,  tampilan kepariwisataan yang sudah tersedia saat ini, tidak banyak bermanfaat bagi wisatawan, karena yang ditampilkan bukanlah yang dibutuhkan, terlalu umum atau bahkan tidak akurat karena ditampilkan ketika wisatawan sudah berada di tempat. Misalnya jika kita ke obyek candi atau kebun binatang, data kepariwisataan ditulis dalam sebuah baliho atau papan pengumumannya. Bahkan yang paling menyedihkan seperti pernah dilansir TV swasta nasional, obyek wisata bledug Kuwu di Purwodadi , Grobogan Jawa Tengah papan namanya tidak utuh lagi dan pagar pembatas sudah miring.
Sebenarnya data yang dibutuhkan wisatawan adalah profil obyek yang akan dikunjungi. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi seorang ahli Teknologi Informasi dalam menyiapkan struktur basis data pariwisata yang akan dibangun supaya pemanfaatannya optimal. Secara garis besar struktur basis datanya harus sangat fleksibel untuk mengakomodasi sifat dinamis dari data pariwisata. Disamping itu pemerintah sebagai pengambil kebijaksanaan dan dunia perhotelan sebagai sarana penunjang  harus mendukung langkah ini demi kesernergisan  untuk menunjang pariwisata. Apapun gencarnya pemerintah dengan semboyan  “visit to Jateng” misalnya’ tanpa data akurat tentang dunia pariwisata dan penunjang hanyalah isapan jempol. 
Untuk mewujudkan sistem informasi pariwisata berbasis internet memang tidak begitu mudah seperti yang serba instant. Data-data yang dibangun perlu kelanjutan dan sumber daya manusia yang tidak gagap teknologi. Perangkat keras dan perangkat lunak harus tersedia dan membutuhkan biaya. Biaya ini bukan hanya dari segi pembelian perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga biaya penyiapan informasi pariwisata yang tepat dan relevan. Setelah penyiapan dilakukan, juga diperlukan biaya untuk pemeliharaan, mengingat data pariwisata sangat dinamis sehingga membutuhkan penanganan yang seksama. Kebutuhan perangkat lunak lebih mudah diperoleh asalkan biayanya tersedia.
Kebutuhan untuk menyiapkan data pariwisata seperti di atas yang harus dapat disimpan secara baik bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disebabkan masih sulitnya mencari data pariwisata yang akurat serta langkanya ahli pariwisata. Kita tidak dapat mengisi suatu informasi pariwisata dengan data pariwisata yang seadanya atau asal-asalan. Selain itu untuk dapat melakukan interaksi dengan internet tentunya diperlukan sarana perangkat keras yang memadai dan jaringan komputernya.
Kendala lain adalah sosial budaya terutama bagi bangsa Indonesia yang kadang mainsetnya tidak mau berubah. Mereka tidak mau bersusah payah mencari informasi tentang kepariwisataan. Mereka umumnya datang berombongan sehingga ikut saja dengan paket yang ditawarkan. Atau di sisi lain karena sebagian besar masyarakat di Indonesia masih belum bisa menggunakan menggunakan internet. Dunia internet masih dipandang untuk golongan terpelajar atau kawula muda atau orang kantoran. Padahal dunia internet akan diperoleh bermacam informasi tentang keinginan kita @
===============================================================

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar


Followers

 

Blog Haryanto | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform