ORANG BIJAK HARUS OPTIMIS


Rabu, 07 Maret 2012

0 PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAGI DUNIA PENDIDIKAN


(sebuah pemikiran tentang Buku Induk Siswa)

Oleh: Haryanto

Dalam era globalisasi sekarang ini begitu mudahnya dan cepatnya suatu berita yang terjadi di seberang pulau yang jauh bisa didengar dan dilihat melalui tayangan Televisi, baik berita hiburan maupun  kasus menonjol di bidang  kriminal  seperti pembunuhan terorisme dan pembunuhan. Sering reporter mencari berita tentang masa-masa sekolah tokoh-tokoh tersebut. Alhasil, pihak sekolah kadang kesulitan membuka tabir murid mereka dengan membuka buku induk.
Di dunia pendidikan sekarang ini sudah dibangun system informasi  tentang data siswa secara nasional dengan diterbitkan Nomor Induk Siswa Nasional sehingga  di suatu sekolah dapat diketahui berapa jumlah siswanya. Sayangnya, informasi itu hanya sebatas di situ. Ketika siswa telah lulus maka tidak ter up date lagi. Hanya siswa yang melanjutkan ke sekolah  yang lebih atas dapat terdeteksi karena menggunakan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)  sementara yang  putus sekolah tidak bisa terdeteksi.
Oleh karena itu, system manajemen perlu dibangun. Selama ini pemerintah hanya meminta daftar nominasi peserta Ujian Nasional. Sementara data lengkap hanya di pihak sekolah  yang disebut buku induk. Buku Induk yang memuat data siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 di jenjang SD dan kelas 7 sampai kelas 9 di tingkat SLTP, serta kelas 10 sampai kelas kelas 12 untuk tingkat SMA/SMK hanya ditulis manual. Data-data tersebut berisi biodata tentang siswa; tahun berapa masuk ke sekolah; dan nilai-nilai. Lengkap juga dengan catatan jika anak itu drop out.
Buku induk tersebut hanya dokumen mati yang akan berguna jika suatu saat dibuka karena suatu masalah. Pengguna harus datang ke sekolah dan bertanya angkatan ke berapa?. Tapi bagaimana jadinya jika seorang siswa sudah lulus puluhan tahun dan dengan  tenaga administrasi yang telah  mengalami pergantian ? lalu buku itupun tidak lagi sempurna atau utuh karena suatu sebab? Padahal misalnya pihak kepolisian akan kros cek tentang pelaku terorisme. Tentu saja akan kesulitan dan banyak kendala.
Sudah saatnya pihak sekolah membangun sistem informasi pada buku induk yang dapat diakses semua pihak, baik alumni, siswa sendiri, orang tua, tentang siswa yang berada di sekolah. Dengan kemajuan teknologi, data-data siswa di buku induk yang ditulis tangan dapat berdampingan dengan menggunakan system informasi manajemen.Hal ini untuk membantu mendapatkan data secara cepat dan akurat.  Data siswa yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM memiliki kemampuan untuk membantu mengambil keputusan dan juga menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi kependidikan tanpa harus berganti buku dan dipandang lebih praktis. Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik disertai dengan dukungan sistem komputer akan sangat membantu pengelolaan data buku induk siswa.
Disamping itu kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data tersebut karena informasi dunia pendidikan memiliki karakteristik data yang sangat beragam, seperti dalam satu semester kadang ada anak yang masuk/pindah dari sekolah lain di kelas 8 SMP (misalnya) praktis nilai untuk kelas 7 tidak ada karena berada di sekolah lain dan sekolah lain yang mempertanggungjawabkan. Di samping itu jumlah kelas dan mata pelajaran kadang berubah. Maka data-data itu menjadi dinamis dan  kompleks dalam pemilahannya serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya.
Secara umum teknologi informasi akan sangat bermanfaat dalam penyajian informasi yang cepat, mudah dan akurat yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah, alumni, orang tua dan sekolah sendiri. Salah satu dari sekian banyak teknologi informasi yang bermanfaat dan dapat diakses dengan mudah dari manapun adalah internet. Internet menghubungkan sejumlah komputer menjadi suatu jaringan komputer. Hubungan antara komputer ini dapat melalui jaringan telepon biasa, atau jaringan digital khusus, sehingga dengan keberadaan jaringan telepon yang dapat menghubungkan lokasi-lokasi yang berbeda seberapapun jauhnya, maka dengan komputer yang tersambung ke jaringan komputer kita dapat mengakses data dari lokasi yang berjauhan. Dengan keberadaan internet, pengguna dapat meminta informasi pariwisata untuk suatu daerah dengan hanya mengetikkan nama lokasi alamat internet.
Keuntungan penggunaan internet adalah ketersediaan selama 24 jam, tidak mengenal lelah serta adanya jaminan privasi. Pencarian informasi yang sangat cepat dan mudah dapat dilakukan dengan fasilitas search engine, serta adanya direktori internet secara online. Dengan sekian banyak fasilitas, tentunya informasi khususnya tentang siswa  akan dapat diakses dan disebarluaskan dengan sangat cepat dibandingkan dengan mencari buku induk. Misalnya seorang alumni membutuhkan data teman-temanya dua angkatan untuk mengadakan reuni. Tentunya dengan cara mengetik nama sekolah, angkatan lulus atau angkatan masuk akan diperoleh data nama-nama siswa. Sekalipun pengaksesan data dilakukan di luar negeri.
Dari pihak pemerintah pun dapat mengetahui secara cepat dan tepat jumlah anak yang sekolah dan drop out karena  dengan teknologi internet jelas data siswa tiap bulan akan dapat dipantau. Di samping itu pemerintah dapat melakukan pemetaan penyebaran jumlah anak yang sekolah. Atau istilahnya pemerintah dapat mengetahui sekolah gemuk atau sekolah kurus  sehingga bantuan tidak salah masuk dan tidak ada lagi sekolah yang bangunanya sampai ambruk.
Sistem informasi ini juga dapat dikembangkan dengan akses perkembangan nilai anak. Orang tua dari rumah dapat mengakses situs sekolah  tentang hasil belajarnya putranya. Jika ada penurunan nilai, maka orang tua dapat mengambil langkah-langkah  pembelajaran anak. Secara komulatif  dapat memprediksi nilai raport anak. Jika perlu dan ada persetujuan nilai raport tidak perlu dicetak tetapi cukup ditayangkan melalui internet. Langkah ini tentu  tidak mempertimbangkan atau mengesampingkan nilai akhlak dan kepribadian  sebagai ciri karakter yang ingin dibangun dalam dunia pendidikan. Namun setidaknya dalam batasan nilai siswa ditayangkan melalui internet akan meberi motivasi bagi siswa dan orang tua.
Ide-ide di atas membutuhkan pemikiran karena selama ini tidak semua orang tua siswa  paham internet. Tapi paling tidak putranya yang di sekolah sudah diajari internet dapat mengakses nilainya setiap saat dan dilaporkan ke orang tua dengan kejujuran. Dan pihak sekolah dalam hal ini,  tidaklah terlalu sulit karena hampir sekolah sekarang di tingkat SMP, SLTA sudah mempunyai situs internt tentang sekolahnya. ***
.
iC � t i ps s or pariwisata yang telah memanfaatkan internet untuk melayani pelanggannya masih sangat sedikit. Apalagi obyek-obyek yang belum berskala  internasional. Paling-paling kontak hanya melaui person itupun melaui jasa operator.
Oleh karena itu,  tampilan kepariwisataan yang sudah tersedia saat ini, tidak banyak bermanfaat bagi wisatawan, karena yang ditampilkan bukanlah yang dibutuhkan, terlalu umum atau bahkan tidak akurat karena ditampilkan ketika wisatawan sudah berada di tempat. Misalnya jika kita ke obyek candi atau kebun binatang, data kepariwisataan ditulis dalam sebuah baliho atau papan pengumumannya. Bahkan yang paling menyedihkan seperti pernah dilansir TV swasta nasional, obyek wisata bledug Kuwu di Purwodadi , Grobogan Jawa Tengah papan namanya tidak utuh lagi dan pagar pembatas sudah miring.
Sebenarnya data yang dibutuhkan wisatawan adalah profil obyek yang akan dikunjungi. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi seorang ahli Teknologi Informasi dalam menyiapkan struktur basis data pariwisata yang akan dibangun supaya pemanfaatannya optimal. Secara garis besar struktur basis datanya harus sangat fleksibel untuk mengakomodasi sifat dinamis dari data pariwisata. Disamping itu pemerintah sebagai pengambil kebijaksanaan dan dunia perhotelan sebagai sarana penunjang  harus mendukung langkah ini demi kesernergisan  untuk menunjang pariwisata. Apapun gencarnya pemerintah dengan semboyan  “visit to Jateng” misalnya’ tanpa data akurat tentang dunia pariwisata dan penunjang hanyalah isapan jempol. 
Untuk mewujudkan sistem informasi pariwisata berbasis internet memang tidak begitu mudah seperti yang serba instant. Data-data yang dibangun perlu kelanjutan dan sumber daya manusia yang tidak gagap teknologi. Perangkat keras dan perangkat lunak harus tersedia dan membutuhkan biaya. Biaya ini bukan hanya dari segi pembelian perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga biaya penyiapan informasi pariwisata yang tepat dan relevan. Setelah penyiapan dilakukan, juga diperlukan biaya untuk pemeliharaan, mengingat data pariwisata sangat dinamis sehingga membutuhkan penanganan yang seksama. Kebutuhan perangkat lunak lebih mudah diperoleh asalkan biayanya tersedia.
Kebutuhan untuk menyiapkan data pariwisata seperti di atas yang harus dapat disimpan secara baik bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disebabkan masih sulitnya mencari data pariwisata yang akurat serta langkanya ahli pariwisata. Kita tidak dapat mengisi suatu informasi pariwisata dengan data pariwisata yang seadanya atau asal-asalan. Selain itu untuk dapat melakukan interaksi dengan internet tentunya diperlukan sarana perangkat keras yang memadai dan jaringan komputernya.
Kendala lain adalah sosial budaya terutama bagi bangsa Indonesia yang kadang mainsetnya tidak mau berubah. Mereka tidak mau bersusah payah mencari informasi tentang kepariwisataan. Mereka umumnya datang berombongan sehingga ikut saja dengan paket yang ditawarkan. Atau di sisi lain karena sebagian besar masyarakat di Indonesia masih belum bisa menggunakan menggunakan internet. Dunia internet masih dipandang untuk golongan terpelajar atau kawula muda atau orang kantoran. Padahal dunia internet akan diperoleh bermacam informasi tentang keinginan kita @
===============================================================
NEXT - PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAGI DUNIA PENDIDIKAN

0 PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAGI DUNIA PARIWISATA KHUSUSNYA DI JAWA TENGAH


Oleh: Haryanto



Seiring dengan padatnya aktivitas manusia karena rutinitas kerja maka kebutuhan untuk mencari tempat refresing semakin dibutuhkan. Tempat refresing atau berlibur bukanlah swalayan, hotel, atau keramaian kota. Tujuan yang dicari adalah tempat yang natural, alami, alam, yang bisa membuang kejenuhan karena (terutama pebisnis) hampir 24 jam waktunya digunakan untuk duduk dikantor dengan segudang pekerjaan atau berkas kertas-kertas. Tak heran waktu libur akan sangat bermanfaat dan kadang ekstremnya tidak boleh diganggu karena ingin bersama keluarga membangun kemesraan sambil membuang penat.

 Untuk mencukupi kebutuhan mereka  diperlukan informasi tentang tujuan wisata, obyek wisata yang menarik, sarana yang tersedia seperti transportasi untuk mencapai daerah tujuan wisata, produk wisata yang diminati dan lain sebagainya. Untuk memperoleh informasi tersebut wisatawan sering mengalami kesulitan karena tidak mengetahui dimana dan pada siapa harus meminta informasi. Singkatnya kebutuhan informasi di bidang pariwisata meningkat dan perlu disiapkan dengan rapi dan terstruktur agar dapat diakses dengan mudah.

Selama ini obyek-obyek wisata di Jawa Tengah hanyalah Candi Borobudur, Lawang Sewu, Gedong Songo dan lain sebagainya. Padahal yang dibutuhkan wisatawan kadang bukan ketenarannya, karena mereka biasanya sudah sering mengunjungi  tetapi yang diutamakan biasanya bagaimana bisa membangun keakraban dengan anak-anak mereka. Maka  obyek wisata yang mereka cari bukanlah yang jaraknya jauh atau prestise tetapi   justru yang bisa membangkitkan kegembiraan dan keceriaan anak-anak mereka. Obyek tersebut semacam permainan/wahana air atau kebun binatang. Namun informasi tersebut kadang  kurang lengkap dan akurat. Misalnya fasilitas kuliner, belanja, dan penginapan.

Selain kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan mudah didapat, maka pihak lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut adalah pihak pengelola industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan penentu kebijakan di bidang pariwisata. Namun penekanan kebutuhan data dan informasi bagi masing-masing pihak berbeda. Jika bagi wisatawan adalah untuk memudahkan mereka menentukan rencana perjalanan wisatanya sementara bagi industri pariwisata dan pemerintah, adanya sistem informasi yang baik sangat membantu mereka untuk tujuan pengambilan keputusan. Suatu Sistem Informasi Manajemen dapat membantu kedua pihak terakhir.
Selama ini pariwisata di beberapa daerah di Jawa Tengah jika dibandingkan dengan Provinsi Yogyakarta atau provinsi Jawa Barat  begitu terpuruk. Lihat saja bagaimana buruknya kondisi Maerokoco (miniaturnya Jawa Tengah); obyek wisata Pantai Marina di Tanjung Emas. Kita pun dapat menilai dari saat-saat liburan sekolah. Bus-bus pariwisata tak sepadat ketika masuk ke kedua provinsi tersebut.  Padahal Semarang misalnya, mempunyai Lawang Sewu, Kota Semarang Lama, musium Roggowarsito, Sam poo Kong, Masjid Agung Jateng, Gereja Blenduk, Vihara watu Gong dan sebagainya.
Sejalan dengan keinginan pemerintah khususnya pemerintah kota Semarang dan pemerintah Provinsi jawa Tengah untuk memajukan industri pariwisata maka tentunya ada keinginan besar untuk menata informasi data pariwisata sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan dapat memperoleh informasi dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan dengan mudah pula.
Ada berbagai cara untuk menyebar luaskan informasi misalnya  dari mulut ke mulut, radio, surat kabar, televisi dan brosur  Namun, informasi tersebut kelemahannya tidak bisa di akses setiap saat atau setiap waktu saat dibutuhkan. Secara umum SIM merupakan kebutuhan setiap organisasi. Hal ini disebabkan karena data yang disimpan suatu organisasi harus selalu diperbarui dan ditambah, sehingga keberadaannya dapat membantu memberikan keputusan dengan cepat. Untuk bidang pariwisata maka SIM dapat digunakan untuk mengelola data yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan, industri pariwisata maupun pemerintah. Data pariwisata yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM memiliki kemampuan untuk membantu mengambil keputusan dan juga menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi pariwisata. Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik disertai dengan dukungan sistem komputer akan sangat membantu pengelolaan data pariwisata.
Disamping kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data tersebut karena informasi pariwisata memiliki karakteristik data yang sangat beragam, seperti obyek dan daya tarik, data hotel, data sarana transportasi dan data-data faislitas lain, hingga ke data statistik seperti jumlah wisatawan dan pemandu wisatanya, perlu dikelola secara terintegrasi. Data-data ini juga sangat dinamis, sehingga kompleks dalam pemilahannya serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya.
Dari sekian banyak teknologi informasi seperti di atas yang dapat diakses dengan mudah dan cepat  adalah internet. Dengan keberadaan internet, pengguna dapat meminta informasi pariwisata untuk suatu daerah dengan hanya mengetikkan nama lokasi alamat internet. Lalu pengguna dapat memilih obyek wisata sesuai kebutuhan dan keinginan yang mungkin bisa berubah setiap saat, Misalnya pengguna sebenarnya ingin ke lokasi X  tetapi ketika mengakses jumlah pengunjung sudah begitu padat. Padahal yang diinginkan adalah ketenangan dan kepuasan, maka sang pengguna dapat mengakses lagi obyek yang pengunjungnya tidak begitu banyak sehingga dapat enjoy dan betul-betul menikmati liburan bersama keluarga..
Selain sebagai media penyedia informasi internet juga dapat memudahkan wisatawan untuk berinteraksi dengan operator pariwisata yang dikehendakinya. Antara lain untuk kepentingan pemesanan kamar hotel, tiket perjalanan, tiket pertunjukan dan mengakses segala kebutuhan informasi pariwisata lainnya sehingga sangat memudahkan dan menghemat biaya serta menghemat waktu karena tidak perlu pergi sendiri ke tempat penjualannya. Walaupun demikian, sampai saat ini operator pariwisata yang telah memanfaatkan internet untuk melayani pelanggannya masih sangat sedikit. Apalagi obyek-obyek yang belum berskala  internasional. Paling-paling kontak hanya melaui person itupun melaui jasa operator.
Oleh karena itu,  tampilan kepariwisataan yang sudah tersedia saat ini, tidak banyak bermanfaat bagi wisatawan, karena yang ditampilkan bukanlah yang dibutuhkan, terlalu umum atau bahkan tidak akurat karena ditampilkan ketika wisatawan sudah berada di tempat. Misalnya jika kita ke obyek candi atau kebun binatang, data kepariwisataan ditulis dalam sebuah baliho atau papan pengumumannya. Bahkan yang paling menyedihkan seperti pernah dilansir TV swasta nasional, obyek wisata bledug Kuwu di Purwodadi , Grobogan Jawa Tengah papan namanya tidak utuh lagi dan pagar pembatas sudah miring.
Sebenarnya data yang dibutuhkan wisatawan adalah profil obyek yang akan dikunjungi. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi seorang ahli Teknologi Informasi dalam menyiapkan struktur basis data pariwisata yang akan dibangun supaya pemanfaatannya optimal. Secara garis besar struktur basis datanya harus sangat fleksibel untuk mengakomodasi sifat dinamis dari data pariwisata. Disamping itu pemerintah sebagai pengambil kebijaksanaan dan dunia perhotelan sebagai sarana penunjang  harus mendukung langkah ini demi kesernergisan  untuk menunjang pariwisata. Apapun gencarnya pemerintah dengan semboyan  “visit to Jateng” misalnya’ tanpa data akurat tentang dunia pariwisata dan penunjang hanyalah isapan jempol. 
Untuk mewujudkan sistem informasi pariwisata berbasis internet memang tidak begitu mudah seperti yang serba instant. Data-data yang dibangun perlu kelanjutan dan sumber daya manusia yang tidak gagap teknologi. Perangkat keras dan perangkat lunak harus tersedia dan membutuhkan biaya. Biaya ini bukan hanya dari segi pembelian perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga biaya penyiapan informasi pariwisata yang tepat dan relevan. Setelah penyiapan dilakukan, juga diperlukan biaya untuk pemeliharaan, mengingat data pariwisata sangat dinamis sehingga membutuhkan penanganan yang seksama. Kebutuhan perangkat lunak lebih mudah diperoleh asalkan biayanya tersedia.
Kebutuhan untuk menyiapkan data pariwisata seperti di atas yang harus dapat disimpan secara baik bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disebabkan masih sulitnya mencari data pariwisata yang akurat serta langkanya ahli pariwisata. Kita tidak dapat mengisi suatu informasi pariwisata dengan data pariwisata yang seadanya atau asal-asalan. Selain itu untuk dapat melakukan interaksi dengan internet tentunya diperlukan sarana perangkat keras yang memadai dan jaringan komputernya.
Kendala lain adalah sosial budaya terutama bagi bangsa Indonesia yang kadang mainsetnya tidak mau berubah. Mereka tidak mau bersusah payah mencari informasi tentang kepariwisataan. Mereka umumnya datang berombongan sehingga ikut saja dengan paket yang ditawarkan. Atau di sisi lain karena sebagian besar masyarakat di Indonesia masih belum bisa menggunakan menggunakan internet. Dunia internet masih dipandang untuk golongan terpelajar atau kawula muda atau orang kantoran. Padahal dunia internet akan diperoleh bermacam informasi tentang keinginan kita @
===============================================================
NEXT - PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAGI DUNIA PARIWISATA KHUSUSNYA DI JAWA TENGAH

0 SUDAH SAATNYA PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI SEKOLAH


Sistem adalah merupakan sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi adalah data yang telah diolah sehingga dapat bermanfaat bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi manajemen dapat diartikan sebagai suatu sistem informasi yang berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa.
Dewasa ini banyak kita jumpai penerapan sistem informasi dalam kehidupan sehari-hari seperti bisnis, rumahsakit, pemerintahan, kegiatan usaha swasta, pendidikan dll. Banyak sekali manfaat dari pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.  Teknologi Informasi dan Komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya. Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam perusahaan, dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan.
Dalam dunia pendidikan khususnya SD, SMP, dan SLTA belum sepenuhnya memanfatkan Sistem Informasi Managemen secara maksimal. Padahal teknologi informasi sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas pemebelajaran . Kegiatan dalam lingkungn sekolah,  terutama dalam kegiatan belajar mengajar, sistem informasi manajemen semakin berkembang dan tentu harus didukung teknologi yang semakin maju pula. Sekolah yang belum menerapkan SIM bisa dikatakan sekolah yang “gagap iptek”, karena sekarang semua kegiatan sekolah lebih menguntungkan bila menggunakan SIM.
Pada sistem penerimaan siswa baru, SIM dibutuhkan untuk memudahkan calon siswa untuk mendaftar ke sekolah tersebut, misalkan lewat sistem online. Demikian juga para orang tua dapat memantau dengan NEM sekian posisi anaknya di mana dalam level “aman” atau tidak sehingga orang tua dapat memutuskan putranya  dapat berharap di sekolah tertentu atau tidak.
Sementara pihak sekolah dengan mudah menyimpan data calon siswa untuk diolah lebih lanjut dalam database. Memudahkan semua pihak untuk berinteraksi, misalnya pihak sekolah dapat memberikan informasi kepada calon siswa/masyarakat yaitu  mengakses informasi tersebut dengan mudah. Segala informasi yang dibutuhkan oleh masyarat dapat dengan mudah diperoleh tanpa harus datang langsung, dan cukup di belakang meja komputer dan online.
Pemanfaatan SIM dalam bentuk lain misalnya  pemanfaatan blog, jejaring sosial menjadikan siswa  kreatif dalam mempersiapkan diri kita untuk bersaing di dunia global. Dengan e-mail, siswa bisa mengirimkan tugas yang diberikan oleh guru tanpa harus bertatap muka langsung. Dan dengan menjelajah internet, siswa akan tahu banyak hal yang bisa di dapat melalui internet seperti mencari artikel yang berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah. Ini semua sangat menunjang sekali terhadap proses belajar di sekolah.
Sementara itu website  yang dibuat sekolah akan memberikan  layanan informasi bagi komunitas sekolah seperti guru, siswa, staf, pimpinan, orang tua, alumni dan masyarakat pada umumnya. Dampak lain memberikan nilai tambah bagi profil sekolah sehingga bisa meningkatkan daya saing yang lebih baik.
Pengembangan SIM Sekolah ini dengan  aplikasi berbasis web ini memiliki keunggulan-keunggulan diantaranya :
a.       Berbahasa Indonesia, hal ini untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasionalkan SIM Sekolah.
b.      Jumlah pengguna tidak dibatasi, karena sistemnya menggunakan basis web sehingga siapa saja yang terhubung ke jaringan server SIM Sekolah bisa mengakses melalui browser
c.       Memiliki fitur backup database secara manual dan otomatis, sehingga keamanan data bisa lebih terjamin
d.      Pengaturan Menu yang user-friendly sesuai dengan hak akses masing-masing pengguna sehingga memberikan kemudahan dalam menggunakannya
e.       Menghasilkan laporan-laporan yang berguna bagi pengambilan keputusan dan perencanaan, baik laporan bersifat khusus maupun umum.

Dari tujuan dan keunggulan yang dicanangkan diatas, maka SIM Sekolah dibagi menjadi beberpa hal yaitu :
1.      Sistem Informasi Profil (Portal Sekolah) : yang nantinya akan berisi Profil Sekolah, Visi, Misi, Fasilitas, program-program, Berita/Artikel, kegiatan/agenda, informasi kesiswaan, forum, galeri foto, dan buku tamu.
2.      Sistem Informasi Personalia : yang berisi Data Guru dan Staf untuk mengelola informasi penting tentang tenaga pengajar maupun staf yang terdaftar di sekolah, seperti biodata, pangkat, jabatan, alamat, status bekerja, jam kerja, riwayat pendidikan, riwayat karir, riwayat pelatihan, tingkat kehadiran, info gaji dan lain-lain.
3.      Sistem Informasi Sarana dan Prasarana : berisi mengenai Manajemen Aset sekolah mulai dari penomoran aset, lokasi aset, penggunaan aset dan jumlah aset.
4.      Sistem Informasi Keuangan : akan berisi data pembayaran biaya pendidikan siswa, seperti SPP, uang pembangunan, dan biaya-biaya lain. Data pembayaran tersebut akan ditampilkan dalam format laporan yang akan memudahkan pihak sekolah dalam melakukan pemeriksaan dan evaluasi.
5.      Sistem Informasi Siswa : akan berisi data Penerimaan Siswa Baru, Biodata siswa, Pengelolaan Kenaikan Kelas Siswa (manual maupun otomatis), Pengelolaan Kelulusan/Alumni, Pencetakan Kartu Siswa, dan Pengelolaan Kedisiplinan Siswa.
6.      Sistem Informasi Akademik : berisi Pengelolaan Kurikulum, Penjadwalan Satuan Pengajaran, Pengelolaan Nilai Akademik Siswa dan Laporan Hasil Studi Siswa, dan Presensi Siswa dalam kegiatan PBM.
7.       Sistem Informasi Perpustakaan : berisi Pengelolaan buku, Pengelolaan anggota, Transaksi peminjaman dan pengembalian buku, dan Manajemen Arsip Digital.
8.      Sistem E-Learning : berisi Proses pendidikan menggunakan sistem online maupun intranet bagi siswa dan guru berupa modul sekolah, tanya-jawab, kuis online, maupun tugas-tugas.

KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas dapat kami simpulkan beberapa hal seperti dibawah ini :
Ø   Bahwa sekolah juga harus mempunyai SIM agar tidak ketinggalan jaman.
Ø   Bahwa sekolah yang dikatakan maju Iptek  adalah sekolah yang menerapkan SIM dalam setiap kegiatan untuk memajukan sekolahnya.
Ø  Bahwa TIK sudah diajarkan di sekolah maka perlu dimanfaatkan dan siswa harus aktif, kreatif

NEXT - SUDAH SAATNYA PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI SEKOLAH

Followers

 

Blog Haryanto | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform